WISATA MAKASSAR
Menu  ] Obyek Wisata  ] Paket Wista  ] Fasilitas Penunjang  ] Tarif Angkutan  ] Jadual Transportasi  ] Yang khas  ]

MAKASSAR


1. Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam)

Benteng Ujung Pandang merupakan peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu di Sulawesi Selatan. kerajaan masa lalu di Sulawesi Selatan. Kerajaan yang sangat kuat dan berjaya di Sulawesi pada masa abad ke-17 adalah kerajaan Gowa, dengan ibukota Ujungpandang yang terkenal degan nama Makassar. Ibukota Makassar masa itu dilihat dari arah laut adalah sebuah kota dilengkapi oleh perbentengan. Kerajaan mempunyai 17 benteng yang melindungi ibukota dan daerah sekitarnya. Pada tahun 1667 ketika kekuatan Gowa dikalahkan oleh Belanda semua perbentengan dimusnahkan terkecuali Benteng Somba Opu setelah dua tahun kemudian dihancurkan secara total oleh pihak Belanda.

Benteng Ujungpandang sejak awal dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa ke-X yang bernama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, juga terkenal dengan nama Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Bentuk dasar benteng ini adalah segi empat dengan gaya arsitektur Portugis yang di buat dari bahan tanah liat, modelnya sama dengan benteng di Eropa diabad ke-16 dan ke-17. Dengan tambahan tonjolan keluar melekat pada bentuk dasar pada benteng tampak seperti penyu. Sebagian sumber berpendapat bahwa dengan bentuik penyu itu menggambarkan kerajaan Gowa adalah kerajaan pelaut dan benteng itu sebagai pelindung ibukota.

Semasa pendudukan Belanda benteng itu dibangun kembali dan diberi nama Fort Rotterdam. Pada masa itulah benteng menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan. Selama pendudukan Jepang benteng berfungsi sebagai pusat studi pertanian dan bahasa.

Sekarang bangunan yang ada di dalam benteng dimanfaatkan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Taman Budaya (kesenian, pagelaran tari, musik dan lain-lain), serta museum negeri, museum menggelar berbagai benda sejarah, manuskrip, patung, keramik, pakaian tradisional dan berbagai benda budaya lainnya dari kebanyakan suku bangsa di Sulawesi Selatan.

2. Pelabuhan Paotere

Suku bangsa Makassar, Bugis dan Mandar terkenal sebagai bangsa pelaut. Perahu layar mereka sejak beratus tahun silam telah sampai berlayar ke pulau Madagaskar dekat Afrika, Australia, dan beberapa pulau kecil di Samudera pada Kawasan Pasifik. Mereka adalah pelaut yang perkasa, baik dikala perang dan damai dengan perahu layar tradisionalnya dan kecakapannya menentukan arah dengan melihat ke atas bintang, meramalkan arah angin dan badai dengan melihat arah gumpalan awan, mengenal arus laut, kedalaman dan daerah karang yang berbahaya, dengan mencium aroma dari air laut.

Paotere adalah tempat berlabuhnya perahu layar orang Sulawesi dari berbagai penjuru Indonesia. Banyak tipe perahu yang berlabuh, beberapa diantaranya yang kecil dengan layar tunggal, beberapa perahu dengan layar dan mesin seperti pinisi, lambo, dan beberapa jenis lainnya. Sangat mencengangkan melihat pemandangan tiang perahu yang besar bersebelahan dengan mesjid dan rumah-rumah di pantai, buruh pelabuhan memuati dan membongkar muatan dan banyak perahu tradisional bercadik lalu lalang di ufuk senja dihadapan pelabuhan. Pemandangan lebih indah lagi bila senja mendatang dengan panorama matahari tenggelam yang memancarkan warna-warni sebagai latar belakangnya.

3. Kebun Anggrek Bund dan Koleksi Kerang Laut

Kebun Anggrek Bund adalah salah satu diantara kebun anggrek besar di Indonesia. Pengalaman Bund melakukan fertilisasi silang dan mengawinkan anggrek telah menghasilkan bunga yang unik dan hasil tersebut telah diregister oleh Daftar Sander di London. Banyak macam anggrek langka dan anggrek biasa dari Sulawesi Selatan dikembangbiakkan dab dapat dibeli dengan harga yang pantas. Koleksinya berupa karang dan koral laut yang ditemukan dari daerah ini merupakan koleksi yang sangat sempurna dibandingkan dengan koleksi lainnya.

4. Kuburan Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah anak dari Sultan Hamngkubuwono ke-III Yogyakarta, adalah seo- rang dari kerajaan Jawa terakhir yang memimpin Perlawanan melawan Belanda yang dikenal sebagai perang Jawa di tahun 1825-1830. Perang bermula pada penolakan kebijaksanaan kolonial Belanda yagn meninggikan pajak dan pola aturan pemilikan tanah yang tidak adil. Dia kemu- dian ditangkap melalui tipu daya dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Ujung Pandang ditawan di Fort Roterdam. Dia meninggal dunia di Ujung pandang di tahun 1855. Kuburannya dibangun dalam bentuk kuburan orang Jawa dijaga dan dipelihar di kuburan keluarga.

5. Pulau Samalona

Samalona adalah tempat yang menyenangkan dan terkenal sebagai tempat untuk berenang dan menyelam, salah satu dari pulau-pulau koral di lepas pantai Ujung Pandang. Batu karang yang mengelilinginya berupa taman laut di bawah air mempunyai susunan koral dalam segala tipe dan warna warni yang indah dan berbagai rona warna yang sungguh mengagumkan dari ikan tropis dan kehidupan biota lautnya. Pulau ini dulunya hanya diperuntukkan bagi kaum elit, juga kurang berpenghuni. Fasilitas saat ini tersedia bagi wisatawan yang ingin beristirahat malam di pulau tersebut.

6. Pulau Barrang Lompo

Barrang Lompo adalah salah satu dari pulau-pulau koral di lepas pantai Ujung Pandang. Ia mempunyai taman laut yang sangat elok dan menarik. Diantara pulau disekitarnya hanya Barrang Lompolah yang mempunyai sumber mata air tawar menjadikan pulau ini banyak dihuni oleh nelayan, pelayar dan beberapa keluarga perajin perak tradisional. Kampung nelayan di siang hari sangat lengang, terlihat beberapa orang sedang membenahi jala ikannya atau tampak beberapa orang sedang mencat perahu cadik tradisionalnya. Paling kurang, sekali setahun tiap perahu layar mereka didaratkan untuk perbaikan dan dicat kembali. Setelah diperbaiki mereka melautkan kembali dengan upacara penurunan perahu ke laut. Dan para perajin perak tradisional menjual hasil karya seninya ke Ujung Pandang.

7. Pulau Kayangan

Kayangan adalah pulau koral yang paling dekat dengan pelabuhan Makassar telah dikembangkan sebagai pusat rekreasi. Ia merupakan tempat bersantai yang terkenal bagi penduduk Ujung Pandang. Di akhir pekan pertunjukan dan hiburan khusus selalu diprogramkan untuk menghibur para pengunjung. Perahu penyeberangan telah diatur secara berjadwal untuk mengantar pengunjung ke pulau dan membawanya kembali ke Ujung Pandang.

8. Barombong

Barombong merupakan salah satu tempat yang terkenal bagi penduduk Ujung Pandang. Kekhususan tempat santai ini karena memiliki pasir hitam. Di akhir pekan pantainya dikunjungi untuk berlibur. Tempat itu cocok digunakan untuk berenang, main ski air, berlayar atau hanya berbaring untuk sekedar mandi sinar matahari.


Wisata Makassar
Kesima Tours & Travel SMK Neg 4 Makassar
South Sulawesi, Indonesia Jl. Bandang No.140
E-mail : wisatamakassar@yahoo.com