Air terjun yang spektakuler terletak di lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis yang subur menjadikan daerah ini pemukiman yang idel dari jenis kupu-kupu dan burung-burung yang terkenal langka. Ditahun 1856-1857 naturalist Inggris yang terkemuka Alfred Rusel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya yang sangat menyenangkan dikawasan ini, menangkap banyak jenis kupu-kupu, burung-burung, dan serangga-serangga langka. Diantara kupu-kupu yang tertangkap adalah jenis Papilo Androceles salah satu jenis kupu-kupu yang sangat terbesar dan sangat langka berekor seperti burung layang-layang. Penjelasan secara rinci tentang kawasan ini menarik perhatian para ahli arkeologi, prasejarah dan ahli serangga. Kawasan air terjun dan sekitarnya merupakan daerah piknik yang populer dan ia merupakan daerah yang nyaman untuk berkeliling, dan berenang juga menikmati pemandangan yang menarik. Dari arah air terjun seseorang dapat berkendaraan menuju taman nasional yang dekat melalui barisan bukit kapur.

Goa mimpi terletak dilapisan bawah kira-kira 15 menit berjalan dan ia terletak sekitar 15 m dari ketinggian air terjun Bantimurung. Melalui jalan kecil kehulu dari air terjun ke air terjun lain dan goa yang lebih kecil kita sampai ke Goa Mimpi. Dengan menggunakan lampu senter atau lentera kita menikmati indahnya berbagai bentuk batu kapur serasa dialam mimpi.

Melalui perawatan dan penataan yang teliti taman pubakala ini memiliki banyak goa. Salah satu yang dapat dinikmati berupa lukisan prasejarah yang berumur 5000 tahun silam. Para ahli arkeologi berpendapat bahwa beberapa goa tampak telah dihuni sekitar awal 8000-3000 tahun sebelum Masehi. Goa-goa merupakan sumber informasi yang tersedia tentang prasejarah bukan hanya di Sulawesi tetapi juga dikawasan Asia Tenggara pada umumnya. Sangat mudah untuk mengingat masa lima atau delapan ribu tahun silam dikala masa Mesolitik tatkala manusia hidup didalam goa dan laut menyentuh dinding batu karang. Bukti kehidupan laut ditemukan melimpah berupa kerang-kerang laut di daerah itu.