Ibukota Kabupaten Wajo adalah Sengkang dengan kota kembangnya Tempe terletak di pinggir danau tempat ini tetap memelihara ciri-ciri tradisional. Dari pesanggerahan pemerintah We Cudai yang terletak di bukit, pemandangan diatas kedua kota tersebut sangat indah, setiap kota mempunyai mesjid yang besar dibangun dalam gaya arsetektur Timur Tengah. Dengan latar belakang cahaya remang dari Danau Tempe. Sengkang terkenal dengan pertenunan sutra. Workshop setempat dengan produksi model Thailand telah dibangun. Sarung sutra yang berwarna-warni dengan meteran dapat dibeli pabriknya. Ada group penari yang diorganisir oleh seorang wanita turunan aristokrat tradisional termasuk instrumen kecapi dan suling di sana. Group penari dari Wajo kadangkala diundang sebagai representasiu dari tradisi aristokrat Bugis.

Suatu perkampungan yang tampaknya memang unik, sekitar 30 buah rumah yang didiami oleh Nelayan tradisional berada di tengah danau yang luas (Danau Tempe). Disanalah para nelayan menempuh hidup hari-harinya dengan mencari ikan, memancing, mengeringkan ikan dan aktivitas lainnya. Tempat ini dapt dicapai dengan boat tradisional dalam waktu 1 jam dari pelabuhan Tempe. Sepanjang perjalanan akan mendapat sambutan hangat dari berjenis-jenis burung di danau, terbang beriringan atau hinggap di rerumputan dan bunga-bungaan yang tumbuh terapung di tengah danau.

Suatu pemandangan unik dan menarik perhatian dapat disaksikan dikiri kanan sungai Walance sekitar 5 km dari pelabuhan Tempe Sengkang, tempat kehidupan binatang liar Biawak dipepohonan-pepohonan atau dipinggir sungai, seperti layaknya suatu komplek perkampungan saja adanya. Dapat dicapai dengan boat tradisional setempat.